Rabu, 26 April 2017

Balada setelah lulus SMA, mau kemana? #CoffeeBreak2



              Tiga tahun di SMA berhasil bikin aku percaya apa yang orang bilang “SMA masa paling indah”. Mungkin sama kaya apa yang kalian rasain? Walaupun awalnya ga ada niat masuk di SMA itu tapi karena kuasaNya melebihi segalanya sampailah aku disekolah itu. Berbekal tekad yang kuat untuk bertransformasi dari anak yang kuper dan kutu buku saat SMP, akhirnya membawaku untuk mengenal teman-teman yang “Asik”.
                Berhasil selalu masuk tiga besar karena memang persaingan di SMA gak seketat di SMP, bikin aku ngerasa sepertinya gak asik kalau cuma belajar aja. Timbullah rasa ingin coba-coba, daftar jadi pengurus OSIS dan pemain marching band. Its cool! Jadi pengurus OSIS ternyata gak se-ekstrim yang kukira, kegiatan nya asik, teman-temannya lebih asik lagi, dan spesialnya kamu bisa nonton konser/ikut seminar/jalan-jalan tanpa bayar bahkan dibayar (oke ini mental anak kos). Gak sih, sebenarnya lebih ke loyalitas dan toleransi yang banyak aku dapatin selama jadi pengurus OSIS dua periode di SMA. Disana nemuin teman-teman yang asik, susah senang bareng, berjuang buat wujudin mimpi sekolah kita, berhasil bikin sekolah kita dipandang lagi sama sekolah lain, berhasil bikin konser persembahan terakhir dari kita (ah baper) dan berhasil bikin kita punya alasan buat bolos kelas guru killer he-he. Kenal bahkan dekat banget sama pembina OSIS juga banyak bikin kita belajar jadi diri sendiri dan berani bermimpi.
                Sama temen-temen OSIS yang lain kita sudah lebih dari saudara karena banyak ngabisin waktu bareng dan lebih intens dibanding teman sekelas. Banyak memori sama mereka, ini kalau di ceritain mungkin gak habis sebelum sampe di season 7. Jadi, karna keasikannya dengan OSIS, sempat marching band juga, dan jadi purna ppi provinsi berhasil bikin aku lupa kalau ternyata kehidupan setelah SMA itu nyata adanya. Aku kira bakal seneng-seneng terus begini, bikin event sekolah, persiapan nampil MB di acara kota, atau anjangsana keluar kota sama purna Paskibra Provinsi, aku kira itu aja, ternyata...
                Pendaftaran SNMPTN atau jalur undangan sudah dibuka sebelum ujian nasional dan ini bikin aku galau. Pertama, gak tau passion nya dimana. Kedua, gak tau lebih unggul di IPA atau IPS, karena jujur aku masuk IPA Cuma karena anak IPA isinya anak-anak pintar, kali aja ketularan he-he. Dan alasan-alasan absurd lainnya. Setelah berunding dengan mama papa kakak akhirnya dipilihlah Kedokteran dan kesehatan masyarakat sebagai pilihan pertama. Jujur aku pesimis dengar kata kedokteran, tapi demi mengikuti keinginan keluarga dengan sepenuh hati kupilihlah pilihan itu.
                Setelah gagal di tes itu, aku coba lagi ikut beberapa tes di universitas lain dengan jurusan yang mirip-mirip tapi beda. Mulai dari kesehatan, ekonomi, administrasi, sastra, keguruan, sampai pertanian pun semuanya kucicipi. Dan tetaplah restu orang tua adalah restunya Allah swt, kesehatan pun jadi tambatan hati.

                Kehidupan setelah lulus SMA itu keras dan nyata, beneran. Aku ngekos sendirian, naik angkot kemana-mana waktu awal-awal ikut bimbel intensif buat SBMPTN 2015. Susah lah, apalagi dengan kondisi aku bingung passion ku dimana, jurusan yang paling aku pengen apa, bidang yang paling unggul dimana, walaupun waktu SMA terbilang cukup baik dibidang prestasi tetep aja gak menutup kemungkinan aku bingung mau kemana.
                Alhamdulillah setelah melewati masa-masa sulit itu sampailah aku dijurusan yang ku yakini pasti yang terbaik dengan segala kurang dan lebihnya. 

Pesan buat temen-temen yang baru aja tadi pagi lihat pengumuman SNMPTN dan tulisannya “MAAF”, gak papa terima aja kenyataan dengan lapang dada. Berarti bukan disitu passion kalian, bukan disitu jurusan yang terbaik buat kalian, pasti ada yang terbaik kok setelahnya. Jangan nyerah, aku aja tujuh kali tes dan enam kali gagal, jangan bilang kalian pengen ngerasain nangis berkali-kali kaya aku ya he-he. Belajar yang serius, kalau punya dana dan waktu ya ikut bimbel yang rajin, jangan sia-siain kesempatan selagi orang tua masih sanggup biayain sekolah kita.

Pesan buat temen-temen yang baru naik kelas 3 SMA, fokuslah belajar untuk persiapan kehidupan setelah SMA yang lebih kejam dari hutan belantara (oke alay). Yang masih jadi pengurus OSIS keasyikan, ayolah berhenti, yang masih gak tega melepas seragam paskibra nya, lepaskanlah, yang gak sanggup menanggalkan senar marching kebanggaannya, tanggalkanlah, dan yang masih takut untuk gugur dari jabatannya sebagai kapten basket, gugurlah. Sudah waktunya kalian memikirkan masa depan dengan segala pahit manisnya. Sudah waktunya keluar dari zona nyaman dan serius dengan masa depan.
                Walaupun jadi siswa yang aktif di SMA gak menutup kemungkinan kita tetap berhasil gapai cita-cita asalkan tetap fokus dan punya tujuan. Karena jadi siswa yang aktif juga mengantarkan kita pada lingkungan yang baik, produktif dan positif. Berkaryalah sebanyak-banyaknya selagi punya kesempatan tapi tetap fokus dengan tujuan dan cara mewujudkannya.  

Banyak pilihan setelah lulus SMA, bisa langsung kuliah atau kerja dulu, sekolah kedinasan, politeknik, pendidikan TNI/POLRI, Akademi militer/ Akademi Kepolisian, Sekolah tinggi, kursus, atau mungkin menikah dulu? banyak sekali pilihan, jadi tergantung kalian ingin yang mana, semua sudah ada kurang dan lebihnya, tapi apapun pilihan itu jika memang sudah jadi jalan kalian maka jalani dengan sebaik-baiknya dan jadilah yang bermanfaat.          


Sekali lagi buat temen-temen yang lelah dengan kata “MAAF", "GAGAL", "COBA LAGI" dan kata-kata pedih lainnya yang muncul di layar laptop , percayalah akan ada kata “SELAMAT”, "ANDA BERHASIL", "ANDA DITERIMA" setelahnya. Semangat pejuang masa depan!! 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Coffee Break diujung usia Quarter Life Crisis (25)

 Alhamdulillah... menghitung hari akan memasuki usia 26. Rasanya tahun ini sangat berbeda dari tahun sebelumnya, matahari sepertinya sudah j...