Selasa, 14 November 2017

Dibalik hingar-bingar kota #CoffeeBreak12

Malang sedang berada pada musim yang sendu, November rain.
Hidup dikota rantau ini kurang lebih dua setengah tahun membuatku belajar banyak, yang mungkin tak akan kudapati jika hanya tetap dikampung halaman.
Hiruk-pikuk kota, macet dan padatnya lalu lintas,suara tawa yang mudah kutemui disegala sudut, aku melihat warna yang belum pernah kudapat, aku mendengar nada yang belum sempat terucap,
Kota ini ramai tapi sunyi.
Dibalik hingar-bingar kota ini, masih banyak yang luput dari kata sejahtera. Masih banyak nyawa-nyawa yang lupa akan haknya untuk bahagia atau bahkan hanya sekedar hidup lebih ada. Masih banyak tubuh tua renta yang terpaksa bahkan dipaksa "bekerja" demi sepiring nasi esok hari, demi terbukanya mata lagi, tak rela jika harus pasrah dijemput kematian.
Saat berjalan menyusuri jalan raya dimalam yang dingin, seingatku saat itu hampir tengah malam, sehabis rapat layaknya aktivis setengah malas sepertiku. Mengendarai motor dengan kecepatan standar agak ke tepi, dari jauh terlihat sosok bungkuk yang sedang mendorong gerobak dengan lagu umum "susu murni", hati kecil sudah meronta-ronta minta agar motor ini berhenti dan membeli susu itu barang dua botol, alhasil sosok disebelah kiri menang atas argumen kali ini, aku tetap melaju sambil membayangkan empuknya kasur kos.
Dasar egois! makiku pada diri sendiri, apa susahnya stop sebentar dan beli susu tadi? apa susahnya mengorbankan lima menit waktumu? barangkali pembelianmu malam ini adalah rezeki pertama kakek itu hari ini, barangkali pembelianmu bisa mengganjal perutnya yang belum terisi sejak tadi pagi bahkan kemarin?
Ya, pengalaman malam ini menjadi hal yang berharga buatku. Jangan pernah menutup telingamu dari suara hati nurani yang selalu meminta didengarkan dan dilaksanakan. Jangan hanya menjadi seonggok daging yang hanya peduli akan perutnya sendiri, ingatlah kau manusia! berbagi adalah makanan untuk hati nuranimu.
Sejak saat itu, menunda untuk melakukan kebaikan menurutku adalah hal yang tidak boleh  dilakukan. karena sekali itu terjadi, maka hanya selangkah lagi setan menang akan argumennya. Dan 1000 langkah menuju kegagalan kita menjadi manusia seutuhnya. Berbagi tak akan membuatmu miskin, boros yang membuatmu miskin. Berbagi adalah memberi manfaat untuk orang lain dan boros adalah mengeluarkan uang untuk dirimu sendiri akan hal-hal yang sebenarnya tidak begitu kau perlukan.
Apresiasi lah orang-orang yang dengan keterbatasannya masih mau berjualan dan mencari rezeki yang halal, belilah sekalipun kamu tidak membutuhkan apa yang dijualnya. Bisa jadi bahkan bisa dipastikan, rezeki yang bagi kita tidak seberapa itu dapat memberikan kehidupan mereka dihari selanjutnya. Di dalam Al-Quran telah dituliskan, didalam rezeki kita terdapat hak orang lain yang harus kita berikan.
Ingat! kalau bisa belinya dengan uang lebih yaa atau jangan ambil kembaliannya, Insya Allah itu mendapat berkah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Coffee Break diujung usia Quarter Life Crisis (25)

 Alhamdulillah... menghitung hari akan memasuki usia 26. Rasanya tahun ini sangat berbeda dari tahun sebelumnya, matahari sepertinya sudah j...