Sabtu, 22 April 2017

PILKADA DKI #CoffeeBreak1

Nulis itu seru, karena aku bebas berpendapat tanpa harus mengeluarkan suara, ya suaranya lewat tulisan sih. Mungkin pada heran kenapa sebegitunya peduli sih sama PILKADA DKI?

"Yang pilkada di DKI kok situ yang sibuk?"

Pertanyaan kurang cerdas yang pertama ya model begini. DKI adalah jantung Indonesia, otomatis jika jantung nya sakit maka seluruh badan ikut sakit, bahkan bisa mati. Simple nya sih gitu.

Lets argument. Jadi pilkada DKI baru aja selesai dan Alhamdulillah banget Pak Anies - Sandi menang dan 17 Oktober nanti bakal dilantik. Jelas kemenangan beliau mengundang pro dan kontra, yaa aku gak bisa menjudge siapapun yang mau ngomong abcdef yang pasti ternyata muslim DKI sebagian besar sudah cerdas untuk menentukan pilihannya.

Flashback ke beberapa aksi damai yang terjadi dari akhir tahun sampe awal tahun ini, Masya Allah banget dengan seluruh muslim yang ada disana, entah yang ikut andil dibarisan itu ataupun yang ikut mendukung kaya ngasih makan minum dan segala yang dibutuhkan umat secara cuma-cuma. Aksi damai 212 (2/12/2016). 

Awalnya bisa dibilang aku sebagai mahasiswi semester tiga waktu itu bener-bener gak peduli sama apa aja yang terjadi di Indonesia entah politiknya, hukumnya, atau apalah itu. Seiring berjalannya waktu karena mulai membuka pikiran dan menerima masukan-masukan akhirnya sadar juga kalau ternyata jadi mahasiswa gak boleh sebuta itu, kita generasi bangsa coy, mau jadi apa Indonesia kalau penerusnya sekedar rasa peduli pun nggak punya? mau dibawa kemana bangsa ini? asik udah kaya nasionalis ya ini?

Karena sering dengar kakak cerita, membagi wawasannya dan belajar buat lebih peduli sama hal-hal bermanfaat akhirnya timbullah ketertarikan ini untuk terus memantau apa yang sebenarnya terjadi sama bangsa ini. 

Kembali ke awal, banyak non-is bahkan muslim yang bilang :
"Ih fanatic banget sih, kan kita bebas memilih, apa salahnya dia china?"

Oke ini sumpah kurang cerdas banget, karena ketika kita muslim maka pedoman kita Al-quran kan? Kan udah jelas di Al-quran bahwa kita harus memilih pemimpin muslim! harus ! wajib! bagaimanapun bentuk calon pemimpin muslim itu tetap harus kita pilih jika disandingkan dengan pemimpin non-is. Dan Alhamdulillah nya Pak Anies- Sandi adalah pemimpin yang santun dan semoga amanah. Masalah pak ahok china, sekali lagi yang kita permasalahin bukan cina nya tapi agamanya. So be think before talk;)

Oke kalau yang bilang seperti diatas memang non-is dan gak paham sama aturan agama kita, tapi yang amat disayangkan kalau yang berbicara diatas adalah muslim. Didoakan aja semoga segera terbuka hatinya kalau kapan kapan ada pemilihan lagi.

Masalah pak Ahok menistakan agama. Ini juga gak kalah seru. Banyak yang bilang:
"Alay dah, cuma ngomong gitu doang, sampe demo segitunya"

wih coy, sadar gak yang dia nistakan itu apa? Al-quran. Pedoman kita umat muslim, perantara Allah swt untuk bicara sama hambanya dan dia dengan ringannya bilang kalau itu "bohong". Bangga banget sama anak muda bahkan anak kecil yang ikut aksi damai untuk membela apa yang memang seharusnya kita bela.

Akhirnya baru-baru ini keluar tuh keputusan soal hukuman pak Ahok, 1 tahun penjara dengan 2 tahun masa percobaan. Istighfar banget, istighfar. Hukuman segitu apa pantas untuk seseorang yang sudah menghinakan agama lain bahkan gak cuma sekali? entah bagaimana dengan hukum negara ini.

Lambatnya proses ini juga bikin banyak artis di Indonesia ikut-ikutan untuk menghina agama islam, menghina ulama padahal dirinya sendiri juga muslim entah apa tujuannya, untuk sensasi kah atau memang untuk membuat suasana semakin kacau? Uus, Aron Ashab, Inul Daratista dan entah siapa lagi yang dengan sadar bangga akan apa yang mereka ucapkan walaupun akhirnya harus minta maaf karena posisinya sebagai publik figur terancam.

okelah dengan semua lika-liku perpolitikan ini, akhirnya Allah swt menunjukkan kuasanya dan memberi angin segar utuk DKI dan Indonesia terpilihlah pemimpin muslim yang semoga amanah dan bisa mewujudkan visi misinya. Walaupun hukuman sang penista belum memuaskan.

Kesimpulannya, ini waktunya kita kembali bersatu. Pilkada sudah usai dan waktunya kotak-kotak putih kembali jadi merah putih tanpa ada corak lain didalamnya. Kembali jadi Indonesia yang bersatu, yang saling menghargai, entah menghargai agama lain, Ras nya atau apapun itu. Jangan saling membenci, jangan saling menghina, dunia sudah terlalu tua untuk diisi dengan saling membenci. Masalah hukuman yang harus diberikan itu bukan perwujudan dari rasa benci tapi perwujudan dari bertanggung jawab atas apa yang dilakukan, as simple as that.

So, bersatu lagi yaa Indonesia. Aku gak tau apa tulisan ini akan dihayati dipahami atau hanya menjadi salah satu post yang menemani post post yang lain, setidaknya bisa berpendapat dan mengutarakannya sudah menjadi lebih baik dibandingkan diam dan tidak mau tahu dengan apa yang terjadi. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Coffee Break diujung usia Quarter Life Crisis (25)

 Alhamdulillah... menghitung hari akan memasuki usia 26. Rasanya tahun ini sangat berbeda dari tahun sebelumnya, matahari sepertinya sudah j...