"Putu ini masih enak"
"Bukannya selalu enak? rasa yang dulu gak akan pernah berubah" Jawab Alan asal sambil sesekali mencubit putu sedikit demi sedikit.
Putu Lanang di dekar Coor Jesu memang masih sama, bahkan jumlah putu nya pun gak pernah berubah. Rasanya seperti baru saja aku dan Alan ngantri sampai berjam-jam demi dua bungkus putu waktu itu.
"Kadang aku mikir ya lan, kok kayanya waktu bisa jadi secepat ini. Time flies so fast, we have our own way now"
"Ya kalau gak gitu bukan hidup namanya Rev, kita ini cuma pemeran buat cerita yang sudah Allah tuliskan"
"Pernah gak sih kamu berharap waktu bisa berhenti sebentar aja lan?"
"Pernah"
"Kapan?"
Hening, Alan tidak mengeluarkan sepatah katapun hanya lirikannya yang tajam tepat mengarah kemataku yang daritadi menunggu jawaban keluar dari mulutnya.
"Kamu punya mimpi, aku punya mimpi, semua orang punya mimpi ya lan. Tapi pernah gak sih kamu ngerasa mimpimu dikuasai orang lain yang bukan kamu? gimana ya, kok belibet jadinya. intinya gitu lan."
"iya aku paham maksudmu"
"Pernah gak?"
"Kalau dulu aku punya mimpi bangun semua ini dari awal sampai akhir bareng kamu, susah jatuh senang bareng kamu, dan sekarang kamu milih pergi jauh untuk lupain semuanya. Boleh aku bilang kamu yang pegang mimpiku? boleh aku bilang kamu juga yang hancurin mimpi yang kamu ciptain bareng aku? boleh gak rev?"
Hening. Teringat kenangan bertahun-tahun lalu bersama Alan. Waktu kami masih sama-sama mahasiswa kere yang berharap uang bulanan. Waktu aku sibuk nyelesein skripsi dan Alan sibuk nyari uang tambahan buat nyelesein kuliahnya. Aku yang kemanapun bawa laptop dengan tekad cumlaude waktu itu, Alan yang rela kerja apa aja buat biaya kuliahnya mulai dari driver, ngerental mobil, bagiin brosur dan hal-hal diluar kendali kita berdua.
Sama Alan aku paham, ternyata gak semua hal itu mudah. Aku beruntung lahir dikeluarga yang berkecukupan, bisa biayai kuliahku full tanpa pernah telat. Gimana Alan? yang harus kerja bahkan sebelum dia lulus.
Sama Alan aku paham, hidup bukan hanya tentang senang-senang. Gak jarang aku nemenin dia ketemu custumer yang bentuknya beraneka rupa dan dihadapin dengan cara yang juga beda-beda. Alan, dia masih Alanku dua tiga bahkan empat tahun yang lalu.
"Habisin nih"
"Nggak lan, aku kenyang. ayo pulang, anter aku ke penginapan"
Bersambung~
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Coffee Break diujung usia Quarter Life Crisis (25)
Alhamdulillah... menghitung hari akan memasuki usia 26. Rasanya tahun ini sangat berbeda dari tahun sebelumnya, matahari sepertinya sudah j...
-
Santri Pemegang Amanah By: Rwp Aku terbangun, detak jantungku berdegup cepat tidak seperti biasanya. Kuraba seluruh kasurku dala...
-
Kembali ke Coffee Break :) Kali ini aku pengen berpendapat tentang perbedaan mahasiswa organisasi dan non-organisasi. Why harus tema ini? k...
-
Hati yang dulu berlayar, kini telah menepi.... Penantian yang sejak dulu sunyi, kini telah dihampiri.... Pertemuan dan perkenalan singkat ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar