Selasa, 06 Agustus 2019

Aku sudah sarjana… #CoffeeBreak17




Hai, sudah sekian musim terlewat, lama tidak menulis dan menuangkan rasa. Tujuh bulan berlari kencang ternyata lelah juga. Malang dingin, lebih dingin dari biasanya, meringkuk disudut kamar dibawah selimut sudah jadi rutinitas sembari memikirkan masa depan. Aku sudah sarjana? Iya benar, lalu apa?
Alhamdulillah setelah satu semester bergelut dengan skripsi dan penelitian akhirnya semua selesai dengan pujian bahkan memuaskan. Lulus dengan nilai dan waktu yang sesuai target sejak maba mungkin menjadi kesyukuran luarbiasa untukku dan orang tua. Sudah empat bulan setelah wisuda, dan aku masih mencari tempat dimana selanjutnya. Dua bulan istirahat dikampung halaman ternyata lebih dari cukup sebagai bekal untuk kembali merantau lagi.
Hari ini, usaha dimulai. Berkorban dan mengesampingkan semua keinginan. Merancang rangkaian rencana yang dibuat jauh-jauh hari agar semakin dekat dengan mimpi-mimpi. Semakin kesini rasanya semakin sendiri, entah karna ramai yang mengantarkan pada sepi  atau memang aku yang damai sendiri?
Aku jauh, dari semuanya. Dari kebiasaanku yang dulu, dari sisa sisa sahabat yang dulu selalu ada. Ah iya, aku lupa ternyata benar waktu sudah menggilas habis semuanya. Merebut waktu dan orang yang kupunya disini. Kini rasanya benar, berjuang sendiri ternyata tidak seburuk itu. Bukankah hakikatnya hidup adalah sendiri?
Meninggalkan rumah untuk kembali berjuang disini bukanlah hal yang mudah, mengingat orangtua selalu butuh ditemani, rasanya umur membuat mereka semakin bersahabat dengan sepi. Tapi percayakah untuk tetap bertahan dirumah dengan keadaan ‘sudah sarjana’ tapi tanpa jati diri rasanya hampa sekali. Egois? Bisa jadi. Dan memilih pergi lebih dini mungkin bisa jadi pilihan yang paling baik untuk saat ini.
Semakin aku disini, semakin sepi, semakin aku merasa bahwa hidup ini tak lebih dari sekedar perjalanan untuk mati. Apa yang kucari? Pendidikan lagi? Kebahagiaan duniawi? Kekayaan hakiki? Atau apa lagi? Aku mulai kehilangan kendali.
Diujung Kasur kau temukan kakiku bersentuhan dengan kertas-kertas, buku-buku yang merengek untuk dibaca lagi. Aku tau ini adalah kewajibanku, bukankah hak ku untuk merasa lelah dengan semua hal yang kuciptakan sendiri?
Setiap pagi aku akan terbangun dari mimpi yang kau dengungkan dan disambut dengan ketakutan yang kau ungkapkan. Aku akan menanggalkan segalanya dan melemparkannya ditumpukan. Aku adalah kumpulan ketakutan yang kuciptakan sendiri, entah pada apa. Aku tak pernah membayangkan seseorang mampu mebaca ketakutanku sendiri.
Ini hanyalah kumpulan ketakutanku yang mencari tenang atau ambisi kau dan mereka yang menanti kebahagiaan. Ada saatnya, aku menjadi apa yang kuingini sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Coffee Break diujung usia Quarter Life Crisis (25)

 Alhamdulillah... menghitung hari akan memasuki usia 26. Rasanya tahun ini sangat berbeda dari tahun sebelumnya, matahari sepertinya sudah j...