22.37, malam semakin larut. Senyap, sesekali hanya suara angin
yang membuat malam ini lebih dingin dari biasanya.Tidak ada yang berlalu
lalang, sebagian sudah pulas sebagiannya lagi lebih memilih pulang ke pangkuan ibunya.
Sinar rembulan tampak redup tertutupi pohon ceri yang seolah merangkul kami. Aroma
tubuhnya tak dapat kubaui, kami berjarak malam ini. Tidak ada pembicaraan,
sesekali hanya helaan nafas lebih panjang.
Tubuh tegapnya melemah, matanya redup, bibirnya tidak
mengeluarkan sepatah kata pun. Pertanyaan tidak akan menjawab apa yang ingin
kutau. Dilepaskannya kacamata persegi dari matanya, sesaat dipandangi, kemudian
digenggamnya sekuat yang ia mampu. Tidak perlu ada pertanyaan, dapat kurasakan
emosi dan sakit hati yang mendalam lebih dari apa yang sanggup ia ucapkan.
Kacamata tinggal serpihan, hatinya pun semakin meradang.
Memaksanya
bercerita bukanlah jawaban. Kuletakkan tangan kiriku dipundaknya menepuknya
beberapa kali, dan anehnya air mataku yang nyaris jatuh. Sakit dihatinya
seperti tersalur kediriku, entah bagaimana caranya. Kurasakan sakit itu juga.
Setelah dirasa emosi cukup menguap, dipandanginya aku
sesaat. “Orangtuaku…..”
Tidak perlu kulanjutkan, satu kalimat tadi cukup membuatku
merasa hancur mungkin tidak separah dia setidaknya hancur melihat dia harus
menanggung cobaan, bahkan berkali-kali.
Teringat saat awal bertemu, bagaimana semangatnya dia
menceritakan semua kebahagiaan dan kesyukurannya terhadap keluarga yang sangat
mencintainya. Ternyata keadaan bisa saja berhenti berpihak.
Tenang, sayang. Kau tidak pernah sendiri, ada penciptaMu,
ada aku, ada sahabat-sahabatmu, ada kita. Kalimat ini terdengar sandiwara, tapi
kalian akan paham ketika rasa sakit orang lain menjadi sakit yang luar biasa
untuk kita sendiri.
Malam itu berakhir pekat. Aku tidak berhasil menjadi
tempatnya pulang, menjadi tempatnya menceritakan segala yang sedih ataupun
duka. Aku merasa gagal sebagai rumah.
Pertanyaannya, aku yang gagal sebagai rumah atau memang
bukan dia tuan rumahku?
Entahlah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar