Selasa, 16 Mei 2017

DINAR 2017, STEI Tazkia Bogor #Trip2

Haiiiiii.....
Virus wannacry yang jadi salah satu trending topic akhir akhir ini sukses bikin aku takut sendiri untuk buka laptop, padahal deadline nulis sudah dalam keadaan "Warning". But Alhamdulillah setelah membaca doa yang panjang dan memencet tombol switch on, laptopku masih baik-baik saja.

Setelah liburan super berkualitas di Bogor dan Jakarta dari hari rabu 10 Mei sampai hari minggu 14 Mei kemarin berhasil bikin aku sangat terinspirasi oleh banyak tokoh yang aku temui disana. "Days Islamic Economic Revival" yang diadain oleh STEI Tazkia, Bogor, Jawa Barat. Memang benar-benar berhasil menurutku dari kacamata peserta, karena usaha kerasnya mereka sukses mengundang tokoh-tokoh inspiratif Indonesia bahkan dunia.

Tokoh yang pertama adalah DR. Syafii Antonio atau yang lahir dengan nama Nio Cwang Chun , merupakan anak dari seorang pendeta konghucu. Dengan segala kebesaran Allah swt, seorang anak dari pendeta yang taat pun akhirnya bisa memeluk agama islam karena hidayah yang diberikan Allah swt. Pak Syafii adalah seorang pakar ekonomi syariah Indonesia, rektor STEI Tazkia Bogor, penulis beberapa buku ciptaannya, dan juga merupakan ketua dari koperasi syariah 212, Masya Allah. Prestasi yang gemilang disamping pressure dari keluarga yang notabene menganut agama yang berbeda tak membuat Pak Syafii urung untuk mewujudkan mimpinya dan bermanfaat bagi banyak orang terutama kaum muslim dan Indonesia. Setiap kalimat yang keluar dari ucapan-ucapan beliau merupakan ilmu, dalam dan tulus.

Tokoh yang kedua adalah Pak Fahri Hamzah, wakil ketua DPR Indonesia, yang membawakan materi dialog kebangsaan. Pak Fahri banyak menjelaskan tentang cara menyembuhkan perekonomian Indonesia, cara merubah mindset muslim yang berada pada perekonomian biasa-biasa saja untuk berhijrah menjadi muslim yang kaya raya dan bermanfaat, Pak Fahri mengatakan "Kekayaan yang berada di tangan orang-orang baik adalah kekayaan yang sebaik-baiknya", dan karena inilah umat muslim di Indonesia harus bangkit, dan menjadi kaya raya, karena kaya merupakan jihad fisabilillah.

Tokoh yang ketiga adalah H. Amien Rais, yang tentunya siapa tidak kenal. Pak Amien yang diusia senjanya masih sangat semangat menyampaikan materi dan antusias terhadap apa yang ia jelaskan membuatku hampir malu karena diusia yang muda ini masih sering ngantuk, padahal sedang menimba ilmu yang bermanfaat. Pak Amien banyak bercerita tentang bobroknya perekonomian Indonesia saat ini, dan saatnya kita rebut kembali dengan kedaulatan syariah.

Tokoh selanjutnya adalah owner wardah yaitu Ibu Nurhati Subakat yang sangat menginspirasi melalui kisah perjuangannya. Wardah yang dibangun dari nol hingga sukses seperti sekarang tentunya tidak lepas dari usaha, doa, kerja keras, dan sungguh-sungguh. Ibu Nurhati yang tidak pernah menyerah walaupun zaman menggilas habis perjuangan, walaupun keadaan menghapus bersih harapan, karena bermodal doa dan usaha maka rintangan apapun tak ayal membuatnya goyah. Satu pesan Ibu Nurhati yang paling membekas, "Tidak ada kesuksesan yang instan, semuanya membutuhkan proses, kerja keras, dan kerja keras"

Tokoh berikutnya merupakan tokoh Internasional, Syekh DR. Isa Al masmali dan Syekh Mohammed Jaber. Menjelaskan tentang pentingnya Al-quran dalam tiap hembusan nafas kita, betapa al-quran adalah cahaya pada hari akhir nanti, dan bagaimana kita menjadikan al-quran lebih daripada kebutuhan. Seminar Al-quran Internasional ini juga dilengkapi dengan datangnya dua hafidz dan hafidzoh Indonesia yaitu Ahsani dan Siti Masyitoh yang walaupun masih belia dan memiliki keterbatasan fisik tapi mampu menjadi penghapal alquran, masya Allah.

Tokoh super duper sangat inspiratif selanjutnya adalah Bapak Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih, Pak Sandiaga Salahuddin Uno. Seorang pengusaha sukses Indonesia yang memiliki karyawan kurang lebih 60.000, yang mengawali karirnya sebagai karyawan suatu perusahaan kemudian di PHK dan berjuang mati-matian untuk bangkit dan menstabilkan perekonomian keluarga. Seorang pemula politisi yang mengatakan berulang-ulang saat menyampaikan materinya "jangan masuk politik untuk kaya". Pak Sandiaga merupakan politisi yang sangat baru didunia perpolitikan, berbekal keinginan utama untuk mencari goal selanjutnya setelah bisnis nya sudah sangat besar dan tidak perlu diperbesar lagi. Banyak suntikan-suntikan motivasi yang dia berikan pada kami, para peserta seminar hari itu, bahwa bermimpilah dan berupayalah agar mimpi itu tak hanya menjadi mimpi. "Jika orang lain belum tertawa atas mimpimu, maka mimpimu masih terlalu kecil"

Dari sekian banyak tokoh yang hadir di seminar kali itu, benar-benar sukses bikin aku percaya bahwa gak ada yang gak mungkin, gak ada mimpi yang cuma mimpi kalau kita mau wujudin, modalnya cuma mimpi dan usaha biar mimpi itu bisa tercapai. Gak ada mimpi yang terlalu besar, yang ada hanyalah kita yang terlalu malu pada dunia yang kelihatannya lebih besar, padahal mampu kita genggam. Terimakasih DINAR 2017, aku pulang dan akan kembali.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Coffee Break diujung usia Quarter Life Crisis (25)

 Alhamdulillah... menghitung hari akan memasuki usia 26. Rasanya tahun ini sangat berbeda dari tahun sebelumnya, matahari sepertinya sudah j...