Jumat, 05 Februari 2021

Kini telah menepi #Rizka&NurStory

Hati yang dulu berlayar, kini telah menepi....

Penantian yang sejak dulu sunyi, kini telah dihampiri....

 

Pertemuan dan perkenalan singkat yang mengantarkan pada pernikahan karena mengharap ridho Allah. Terhitung tepat dua bulan sudah aku resmi menjadi seorang istri dari pria yang pertama kali kutemui di Masjid penuh cinta, masjid modern hujan assalam. 

Alasan pandemic lagi-lagi menjadi hikmah besar untukku, dipertemukannya aku dengan jodoh yang Insya Allah sehidup sesurga.

Pertama kali bertemu dibulan Juli karena sama-sama menjadi peserta “Seminar Jalan Hijrahku” kemudian benar-benar bertemu di pengantaran beras seri 17 diakhir bulan Juli. Waktu itu sudah notice dan berpikir “Siapa orang ini?” walaupun pada akhirnya hanya sebatas itu. Semakin lama semakin sering terlibat dalam berbagai kegiatan komunitas dan pertama kali ngobrol di Peresmian Pondok Quran Hujan Assalam, ingat sekali waktu itu ba’da ashar hari jumat di awal bulan Agustus.

Dari obrolan singkat itu barulah aku tau kalau ternyata abang adalah sepupu dari iparnya iparku, wah ribet, intinya circle nya masih disitu-situ aja. First impression yang menarik dan jujur rasa ketertarikan itu mulai muncul. Segala hal tentang dia mulai bermain dikepalaku, aku tau ini salah dan tidak bisa dibiarkan. Dalam sujud aku selalu meminta agar Allah menjauhkan aku dari hal yang sia-sia terutama perihal cinta. Di pertengahan bulan Agustus, pertama kalinya abang chatting via whatsapp untuk mengingatkan ketikanku yang salah di grup pengurus.

Qodarullah, manusia biasa yang banyak salah ini pernah hanyut dalam komunikasi via chat yang ternyata sangat berdampak pada zina hati, berharap pada manusia, walaupun isi chat hanya sebatas diskusi tentang pekerjaan tapi tidak bisa dibohongi kalau rasa dihati ikut meluap-luap.

Tiba waktunya aku merasa semua ini harus disudahi, kami sama-sama sedang berhijrah untuk menjadi pribadi yang lebih baik, sedang sama-sama bergerak dijalan dakwah, sama-sama pendosa yang ingin memperbaiki diri. Tapi kenapa masih belum mampu membatasi pergaulan antar lawan jenis. Tepat di tanggal 23 September kuputuskan untuk melarangnya komunikasi langsung maupun tidak langsung denganku, untuk benar-benar membatasi segala bentuk pertemuan dan komunikasi walaupun soal pekerjaan dan tugas di komunitas. Dia mengiyakan dan kami berhenti komunikasi.

Sedih dan bingung harus bagaimana sudah pasti aku rasakan. Aku tidak tau bagaimana perasaannya, aku berpikir bahwa perasaan ini hanya menyiksa diriku sendiri apalagi rumor yang beredar di teman-teman komunitas kalau abang sedang persiapan untuk mengkhitbah salah satu akhwat di komunitas yang merupakan teman baikku.

Jujur aku takut untuk patah hati lagi, apalagi peran kami di komunitas ini lumayan banyak dan aku yakin akan sangat berpengaruh jika aku tidak bisa mengkontrol perasaan ini. Setiap sujud di 1/3 malam aku selalu meminta agar Allah bantu uruskan perasaan ini, aku serahkan seutuhnya jalan hidup dan takdirku pada Allah, sesakit atau sesedih apapun pada akhirnya nanti.

Sempat vakum tidak ke masjid sekitar 3-4 hari karena ingin menenangkan diri. Di tanggal 28 September bencana alam terjadi di kota kami, membuat Paskas harus segera bergerak. Dalam hati masih ingin dirumah aja, tapi keadaan sudah tidak memungkinkan untuk terus hanyut dalam sedih yang diciptakan sendiri. Akhirnya aku memutuskan untuk ikut terjun ke lokasi bencana dan menyiapkan berbagai bantuan, pastinya diawali dengan doa “Ya Allah jangan ada dia ya Allah”.

Perkataan ‘jangan’ ini ternyata menjadi doa yang berkebalikan, abang hadir tepat didepan mataku. Membantuku menyiapkan nasi bungkus waktu itu. Walaupun tetap tanpa bicara, dan tenggelam dalam pikiran masing-masing.

Qodarullah, ternyata abang diam-diam mengajak kaka ku sekaligus sebagai pemimpin dan kawannya untuk berbincang  masalah hati, menyelesaikan keresahan hatinya. Dan Alhamdulillah, tepat di tanggal 1 Oktober abang datang melamar sendiri. Tanpa sepengetahuanku, hanya sempat menelefon sekitar 5 menit dihari sebelumnya untuk menyampaikan hal yang aku tidak tau apa maksud dan arah pembicaraannya.

Allah maha cinta, prasangkaku selama ini ternyata semuanya salah. Akulah akhwat yang sebenarnya ia tuju tapi tidak pernah ada yang tau. Bahkan sejak abang melamar di tanggal 1 itu pun teman-teman komunitas tidak ada yang tau. Alhamdulillah semua dilancarkan, papah mamah kakak dan kaka iparku menyambut baik kedatangan abang. Aku sangat bersyukur Allah memudahkan semua urusan kami. Papah minta waktu dua minggu agar kami ta’aruf lebih dulu, pakai CV dan diskusi tentang visi misi pernikahan. Alhamdulillah setelah lamaran itu barulah aku mulai mencoba mengenal keluarganya, lingkungan kerjanya, dimana dia biasa menghabiskan waktunya. Semuany baik, respon keluargaku dan keluarganya pun sangat baik dan mulus. Lamaran resmi pun diadakan di tanggal 15 Oktober 2020.

Sulit dijelaskan apa yang aku rasakan saat itu. Bahagia, haru, dan sangat bersyukur Allah hadirkan laki-laki yang kukagumi sejak awal untuk datang memintaku pada orangtuaku dengan cara yang Allah ridho. Tanpa perlu pacaran, tanpa perlu kenal lama, hanya dengan kuasa Allah semuanya bisa terjadi dengan sangat indah.

Semua persiapan pernikahan berlangsung mulus walaupun aku harus memajukan akad sebulan lebih cepat dari jadwal awal karena UKOM Profesi yang diajukan mendadak. Pernikahan berlangsung tanggal 4 Desember 2020 di Masjid Modern Hujan Assalam, Masjid yang penuh cinta dan airmata perjuangan. Dua hari setelah menikah kami terbang ke Malang karna aku harus Ukom, Alhamdulillah waktu dua minggu disana menjadi waktu yang tepat untuk masa pdkt kami, ditambah lagi diberi hadiah nginap di villa yang mewah milik tante. Masya Allah, Allah maha cinta.

Tanggal 12 Januari 2021 kami melaksanakan resepsi pernikahan di Hotel Monaco. Hadiah terindahnya adalah acara kami dihadiri oleh gurunda Ust Rendy Saputra dan Kang Edes selaku para petinggi Paskas. Alhamdulillah segala kesyukuran kuhaturkan untuk perjalanan cinta ini.

Pandemi yang membuat aku harus pulang ke Tarakan, walau dengan berat hati tetap kuyakini ini semua akan memberikan banyak hikmah. Dan ternyata benar, hikmah menemukan jodoh yang selama ini kunanti.

Doakan kami yaaa kawan semuanya, bisa menjadi keluarga yang sakinah mawaddah warahmah, menjadi keluarga yang dirindukan surga. Aamiin Allahumma Aamiin.

 

 

 

 



Coffee Break diujung usia Quarter Life Crisis (25)

 Alhamdulillah... menghitung hari akan memasuki usia 26. Rasanya tahun ini sangat berbeda dari tahun sebelumnya, matahari sepertinya sudah j...