Hati yang dulu berlayar, kini
telah menepi....
Penantian yang sejak dulu
sunyi, kini telah dihampiri....
Pertemuan dan perkenalan
singkat yang mengantarkan pada pernikahan karena mengharap ridho Allah.
Terhitung tepat dua bulan sudah aku resmi menjadi seorang istri dari pria yang
pertama kali kutemui di Masjid penuh cinta, masjid modern hujan assalam.
Alasan pandemic lagi-lagi
menjadi hikmah besar untukku, dipertemukannya aku dengan jodoh yang Insya Allah
sehidup sesurga.
Pertama
kali bertemu dibulan Juli karena sama-sama menjadi peserta “Seminar Jalan
Hijrahku” kemudian benar-benar bertemu di pengantaran beras seri 17 diakhir
bulan Juli. Waktu itu sudah notice
dan berpikir “Siapa orang ini?” walaupun pada akhirnya hanya sebatas itu.
Semakin lama semakin sering terlibat dalam berbagai kegiatan komunitas dan
pertama kali ngobrol di Peresmian Pondok Quran Hujan Assalam, ingat sekali
waktu itu ba’da ashar hari jumat di awal bulan Agustus.
Dari
obrolan singkat itu barulah aku tau kalau ternyata abang adalah sepupu dari
iparnya iparku, wah ribet, intinya circle nya masih disitu-situ aja. First impression yang menarik dan jujur
rasa ketertarikan itu mulai muncul. Segala hal tentang dia mulai bermain
dikepalaku, aku tau ini salah dan tidak bisa dibiarkan. Dalam sujud aku selalu
meminta agar Allah menjauhkan aku dari hal yang sia-sia terutama perihal cinta.
Di pertengahan bulan Agustus, pertama kalinya abang chatting via whatsapp untuk
mengingatkan ketikanku yang salah di grup pengurus.
Qodarullah,
manusia biasa yang banyak salah ini pernah hanyut dalam komunikasi via chat
yang ternyata sangat berdampak pada zina hati, berharap pada manusia, walaupun
isi chat hanya sebatas diskusi tentang pekerjaan tapi tidak bisa dibohongi
kalau rasa dihati ikut meluap-luap.
Tiba
waktunya aku merasa semua ini harus disudahi, kami sama-sama sedang berhijrah
untuk menjadi pribadi yang lebih baik, sedang sama-sama bergerak dijalan
dakwah, sama-sama pendosa yang ingin memperbaiki diri. Tapi kenapa masih belum
mampu membatasi pergaulan antar lawan jenis. Tepat di tanggal 23 September kuputuskan
untuk melarangnya komunikasi langsung maupun tidak langsung denganku, untuk
benar-benar membatasi segala bentuk pertemuan dan komunikasi walaupun soal
pekerjaan dan tugas di komunitas. Dia mengiyakan dan kami berhenti komunikasi.
Sedih
dan bingung harus bagaimana sudah pasti aku rasakan. Aku tidak tau bagaimana
perasaannya, aku berpikir bahwa perasaan ini hanya menyiksa diriku sendiri
apalagi rumor yang beredar di teman-teman komunitas kalau abang sedang
persiapan untuk mengkhitbah salah satu akhwat di komunitas yang merupakan teman
baikku.
Jujur aku
takut untuk patah hati lagi, apalagi peran kami di komunitas ini lumayan banyak
dan aku yakin akan sangat berpengaruh jika aku tidak bisa mengkontrol perasaan
ini. Setiap sujud di 1/3 malam aku selalu meminta agar Allah bantu uruskan
perasaan ini, aku serahkan seutuhnya jalan hidup dan takdirku pada Allah,
sesakit atau sesedih apapun pada akhirnya nanti.
Sempat
vakum tidak ke masjid sekitar 3-4 hari karena ingin menenangkan diri. Di tanggal
28 September bencana alam terjadi di kota kami, membuat Paskas harus segera
bergerak. Dalam hati masih ingin dirumah aja, tapi keadaan sudah tidak
memungkinkan untuk terus hanyut dalam sedih yang diciptakan sendiri. Akhirnya
aku memutuskan untuk ikut terjun ke lokasi bencana dan menyiapkan berbagai
bantuan, pastinya diawali dengan doa “Ya Allah jangan ada dia ya Allah”.
Perkataan
‘jangan’ ini ternyata menjadi doa yang berkebalikan, abang hadir tepat didepan
mataku. Membantuku menyiapkan nasi bungkus waktu itu. Walaupun tetap tanpa
bicara, dan tenggelam dalam pikiran masing-masing.
Qodarullah,
ternyata abang diam-diam mengajak kaka ku sekaligus sebagai pemimpin dan kawannya
untuk berbincang masalah hati,
menyelesaikan keresahan hatinya. Dan Alhamdulillah, tepat di tanggal 1 Oktober
abang datang melamar sendiri. Tanpa sepengetahuanku, hanya sempat menelefon
sekitar 5 menit dihari sebelumnya untuk menyampaikan hal yang aku tidak tau apa
maksud dan arah pembicaraannya.
Allah
maha cinta, prasangkaku selama ini ternyata semuanya salah. Akulah akhwat yang
sebenarnya ia tuju tapi tidak pernah ada yang tau. Bahkan sejak abang melamar
di tanggal 1 itu pun teman-teman komunitas tidak ada yang tau. Alhamdulillah
semua dilancarkan, papah mamah kakak dan kaka iparku menyambut baik kedatangan
abang. Aku sangat bersyukur Allah memudahkan semua urusan kami. Papah minta
waktu dua minggu agar kami ta’aruf lebih dulu, pakai CV dan diskusi tentang
visi misi pernikahan. Alhamdulillah setelah lamaran itu barulah aku mulai
mencoba mengenal keluarganya, lingkungan kerjanya, dimana dia biasa
menghabiskan waktunya. Semuany baik, respon keluargaku dan keluarganya pun
sangat baik dan mulus. Lamaran resmi pun diadakan di tanggal 15 Oktober 2020.
Sulit
dijelaskan apa yang aku rasakan saat itu. Bahagia, haru, dan sangat bersyukur
Allah hadirkan laki-laki yang kukagumi sejak awal untuk datang memintaku pada
orangtuaku dengan cara yang Allah ridho. Tanpa perlu pacaran, tanpa perlu kenal
lama, hanya dengan kuasa Allah semuanya bisa terjadi dengan sangat indah.
Semua persiapan
pernikahan berlangsung mulus walaupun aku harus memajukan akad sebulan lebih
cepat dari jadwal awal karena UKOM Profesi yang diajukan mendadak. Pernikahan berlangsung
tanggal 4 Desember 2020 di Masjid Modern Hujan Assalam, Masjid yang penuh cinta
dan airmata perjuangan. Dua hari setelah menikah kami terbang ke Malang karna
aku harus Ukom, Alhamdulillah waktu dua minggu disana menjadi waktu yang tepat
untuk masa pdkt kami, ditambah lagi diberi hadiah nginap di villa yang mewah milik
tante. Masya Allah, Allah maha cinta.
Tanggal
12 Januari 2021 kami melaksanakan resepsi pernikahan di Hotel Monaco. Hadiah
terindahnya adalah acara kami dihadiri oleh gurunda Ust Rendy Saputra dan Kang
Edes selaku para petinggi Paskas. Alhamdulillah segala kesyukuran kuhaturkan
untuk perjalanan cinta ini.
Pandemi
yang membuat aku harus pulang ke Tarakan, walau dengan berat hati tetap
kuyakini ini semua akan memberikan banyak hikmah. Dan ternyata benar, hikmah
menemukan jodoh yang selama ini kunanti.
Doakan
kami yaaa kawan semuanya, bisa menjadi keluarga yang sakinah mawaddah warahmah,
menjadi keluarga yang dirindukan surga. Aamiin Allahumma Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar