Kamis, 03 November 2022

Tanpa Judul

Alhamdulillah.....

Sekali lagi kesyukuran tiada tara selalu terhaturkan pada Allah Subhanahu Wata'ala atas segala rezeki yang Allah berikan. Bisa melewati rumah tangga penuh kisah up and down dua tahun ini. Rezeki dalam setiap prnikahan tentu berbeda-beda. Rezeki anak kali ini belum Allah takdirkan untuk kami, tapi Insya Allah aku yakin reeki ini akan Allah hadirkan segera untuk kelurga kecil kami di waktu yang tepat, sesuai kadar kesanggupan kami menurut Allah.

Rasanya sangat malu apabila hanya karena satu rezeki yang Allah tunda, membuat kami tidak bersyukur, dan membandingkannya dengan pasangan lain, yang jauh lebih mudah mendapatkan keturunan. Aku yakin, Allah maha tau kapan waktu yang tepat. Tidak akan mampu kami menukarnya dengan segala anugerah yang sudah Allah berikan selama ini. Anugerah kecukupan rezeki, anugerah harmonisnya rumah tangga, anugerah orangtua yang sehat, saudara seiman seislam yang selalu berjuang bersama dalam dakwah, pekerjaan halal yang menyenangkan, berbagai kebaikan lainnya, yang tak lain adalah bentuk rezeki juga.

Naluriku sebagai wanita yang kadang selalu ingin dimenangkan, merasa bahwa sejatinya perempuan adalah bisa hamil, melahirkan , dan mengasihi anaknya. Padahal aku yakin, bahwa takdir Allah sudah pasti yang terbaik, bagaimanapun takdir itu.

Ya Allah... tanamkan rasa ikhlas dihatiku untuk menerima setiap ketetapan dariMu, temani hamba selalu dalam menjalani kehidupan sementara ini, jagalah hamba dan keluarga untuk selalu istiqomah dijalanMu. Undang kami ke Baitullah ya Allah, ke Makkah, Madinah, dan Masjidil Agsha

Aamiin Alllahumma Aamiin

Jumat, 09 September 2022

Jeda #CoffeeBreak23

 Yang dicari hilang, yang dikejar lari...

Sedang berada di kantor, di hari sibuk. Mencoba mencari sela kesempatan untuk bermanja dengan diri sendiri. Sudah lama sekali ternyata tidak menyentuh blog ini. Berada di fase berdamai dengan diri, terkait segala cita yang kadang tak sesuai ekspektasi. Kadang melebihi, kadang jauh sekali. Menjalani hal yang dianggap baik dan mulia oleh masyarakat dan orang kebanyakan, ternyata punya bebannya sendiri juga. Ah masa iya??

Jawabannya Iya, sebagai manusia kita sadar bahwa  banyak hal-hal yang tak sejalan antara logika dan kenyataan, keseimbangan dan kesesuaian. 

terbebani dengan stigma dan pandangan, dipaksa untuk terus sempurna tanpa celah dalam menjalani segalanya. 

Hati rapuh, jiwa lemah. Ibadah jauh dari kata sempurna. keduniaan seringnya ingin ditempatkan diurutan pertama. Merasa seperti berada dalam jeruji emas permata, berharga tapi tak bebas. Sangat merindukan kehangatan kawan seperjuangan dan nyamannya menetap ditempat yang sekalipun bukan rumah. Tempat bertumbuh, mencari, menciptakan image diri. 

Nafas nyaris berhenti di tenggorokan saja, kandungan karbondioksida nya lebih tinggi daripada oksigen yang ingin dihirupnya. Definisi berjuang tanpa amunisi. Kosong, ketakutan dan rasanya ingin mengalah saja. Tapi tak pernah ada pilihan mundur atas setiap amanah. 

Mencoba untuk terus maksimal, tapi perang tanpa amunisi sanggup berapa lama?

Rasanya butuh jeda, berhenti sejenak dibawah pohon diatas bukit penuh bunga. Melihat semuanya dari kejauhan, agar semua jadi lebih sederhana. 

cita cita masa remaja ternyata jadi indah sekali untuk dikenang. dikala diri bebas berekspresi ingin menjadi apa saja. bebas tanpa batas. 

Sejatinya manusia adalah pencarian tanpa henti.

Sekalipun banyak jiwa yang mati didalam jeruji permata, setidaknya lebih banyak jiwa yang bebas terbang tinggi, lepas menjadi diri sendiri.

Coffee Break diujung usia Quarter Life Crisis (25)

 Alhamdulillah... menghitung hari akan memasuki usia 26. Rasanya tahun ini sangat berbeda dari tahun sebelumnya, matahari sepertinya sudah j...